Utilitarianisme
adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
"Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti
berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering
disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme
sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya,
John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat
bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya,
yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan.
Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna,
berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori
tujuan perbuatan.
Kriteria dan Prinsip Etika
Utilitarianisme Kriteria
- Manfaat
, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau
kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang
menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak
baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu
- Manfaat
terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat
terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar)dibandingkan dengan
kebijaksanaan atau tindakan alternative lainnya.
- Manfaat
terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu
kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut etika
utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar
bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang
sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.
Secara
padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Bertindaklah
sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin
bagi sebanyak mungkin orang
Nilai Positif Etika
Utilitarianisme
- Rasionalitas,
prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan
pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita
persoalkan keabsahannya.
- Dalam
kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap
pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan
bertindak dengan hanya memberinya ketiga Kriteria objektif dan rasional tadi.
- Universalitas,
yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat
bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan
manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.
Utilitarianisme sebagai Proses dan
sebagai Standar Penilaian
- Etika
utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan,
kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme
dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode
untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan
yang akan dilakukan.
- Etika
utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga Kriteria di atas lalu
benar-benar dipakai sebagai Kriteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang paling pokok
adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan
akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi
banyak orang.
Analisis Keuntungan dan Kerugian
- Keuntungan
dan kerugian (cost and benefits) yang dianalisis jangan semata-mata dipusatkan
pada keuntungan dan kerugian bagi perusahaan, kendati benar bahwa ini sasaran
akhir. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah keuntungan dan kerugian bagi
banyak pihak lain yang terkait dan berkepentingan, baik kelompok primer maupun
sekunder. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana daan
sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan membawa
akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemosok,
penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan seterusnya. Ini berarti etika
utilitarianisme sangat sejalan dengan apa yang telah kita bahas sebagai
pendekatan stakeholder.
- Seringkali
terjadi bahwa analisis keuntungan dan kerugian ditempatkan dalam kerangka uang
(satuan yang sangat mudah dikalkulasi). Yang juga perlu mendapat perhatian
serius adalah bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek
financial, melainkan juga aspek-aspek moral; hak dan kepentingan konsimen, hak
karyawan, kepuasan konsumen, dsb. Jadi, dalam kerangka klasik etika
utilitarianisme, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka
kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihhak terkait yang
berkepentingan.
- Bagi
bisnis yang baik, hal yang juga mendapat perhatian dalam analisis keuntungan
dan kerugian adalah keuntungan dan kerugian dalam jangka panjang. Ini penting
karena bias saja dalam jangka pendek sebuah kebijaksanaan dan tindakan bisnis
tertentu sangat menguntungkan, tapi ternyata dalam jangka panjang merugikan
atau paling kurang tidak memungkinkan perusahaan itu bertahan lama. Karena
itu,benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net
benefits.
Sehubungan
dengan ketiga hal tersebut, langkah konkret yang perlu dilakukan dalam membuat
sebuah kebijaksanaan bisnis adalah mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative
kebijaksanaan bisnis sebanyak-banyaknya. Semua alternative kebijaksanaan dan
kegiatan itu terutama dipertimbangkan dan dinilai dalam kaitan dengan manfaat
bagi kelompok-kelompok terkait yang berkepentingan atau paling kurang,
alternatif yang tidak merugikan kepentingan semua kelompok terkait yang
berkepentingan. Kedua, semua alternative pilihan itu perlu dinilai berdasarkan
keuntungan yang akan dihasilkannya dalam kerangka luas menyangkut aspek-aspek
moral. Ketiga, neraca keuntungan dibandingkan dengan kerugian, dalam aspek itu,
perlu dipertimbagkan dalam kerangka jangka panjang. Kalau ini bias dilakukan,
pada akhirnya ada kemungkinan besar sekali bahwa kebijaksanaan atau kegiatan
yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya menguntungkan secara financial,
melainkan juga baik dan etis.
Kelemahan Etika Utilitarianisme.
- Manfaat
merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan
kesulitan yg tidak sedikit.
- Etika
utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya
sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan
akibatnya.
- Etika
utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
- Variabel
yg dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi
- Seandainya
ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada
kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya.
- Etika
utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi
kepentingan mayoritas
Jalan Keluar.
Tanpa
ingin memasuki secara lebih mendalam persoalan ini, ada baiknya kita secara
khusus mencari beberapa jalan keluar yang mungkin berguna bagi bisnis dalam
menggunakan etika utilitarianisme yang memang punya daya tarik istimewa ini.
Yang perlu diakui adalah bahwa tidak mungkin mungkin kita memuaskan semua pihak
secara sama dengan tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya. Hanya saja, yang
pertama-tama harus dipegang adalah bahwa kepentingan dan hak semua orang harus
diperhatikan, dihormati, dan diperhitungkan secara sama. Namun, karena
kenyataan bahwa kita tidak bisa memuaskan semua pihak secara sama dengan
tingkat manfaat yang sama isi dan bobotnya, dalam situasi tertentu kita memang
terpaksa harus memilih di antara alternative yang tidak sempurna itu. Dalam hal
ini, etika utilitarianisme telah menberi kita Kriteria paling objektif dan
rasional untuk memilih diantara berbagai alternative yang kita hadapi, kendati
mungkin bukan paling sempurna. Karena itu, dalam situasi di mana kita terpaksa
mengambil kebijaksanaan dan tindakan berdasarkan etika utilitarianisme, yang
mengandung beberapa kesulitan dan kelemahhan tersebut di atas, beberapa hal ini
kiranya perlu diperhatikan.
-
Dalam
banyak hal kita perlu menggunakan perasaan atau intuisi moral kita untuk
mempertimbangkan secara jujur apakah tindakan yang kita ambil itu, yang
memenuhi Kriteria etika utilitarianisme diatas, memang manusiawi atau tidak.
- Dalam
kasus konkret di mana kebijaksanaan atau tindakan bisnis tertentu yang dalam
jangka panjang tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga banyak pihak
terkait, termasuk secara moral, tetapi ternyata ada pihak tertentu yang
terpaksa dikorbankan atau dirugikan secara tak terelakkan, kiranya pendekatan
dan komunikasi pribadi akan merupakan sebuah langkah yang punya nilai moral
tersendiri.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Utilitarianisme
http://liasetianingsih.wordpress.com/2011/11/23/etika-bisnis-vi-etika-utilitarianisme-dalambisnis/
http://ennoasriani.wordpress.com/2012/10/22/etika-utilitarianisme-dalam-bisnis-tulisan-2softskill-etika-bisnis/