PERDUKUNAN
VS GLOBALISASI
Tentunya kita
sudah kerap mendengar hal yang di sebut globalisasi dan perdukunan. Kita seringkali
menyebutkan kata globalisasi tanpa mengetahui arti sebenarnya tentang
globalisasi tersebut. Menurut Wikipedia Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar
kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan
memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Sedangkan Dukun adalah
orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi seperti mantra,
guna-guna, dan lain sebagainya yang terdapat di Asia
Tenggara seperti di Indonesia, Malaysia Brunei dan Singapura. Jadi perdukunan dapat di sebut juga
sebagai kegiatan praktek dukun.
Seiring perkembangan zaman banyak pula yang
telah berkembang di Negara ini mulai dari telfon genggam, laptop, hingga pc tablet
hal ini membuktikan bahwa cepatnya perkembangan zaman yang terjadi. Namun seiring
zaman yang semakin menuju kearah moderenisasi banyak pula rakyat Indonesia yang
masih mempercayai praktek dukun, semakin maraknya praktek dukun yang berujung
pada penipuan ( seperti melipat gandakan uang ) tidak membuat masyarakat jera
akan ajaran sesat ini banyaknya masyarakat yang masih mempercayai tentang hal
mistik ini membuat semakin marak orang yang mengaku – ngaku bahwa dirinya
mempunyai kekuatan untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan. Padahal pada
kenyataannya banyak yang berujung pada penipuan.
Masyarakat Indonesia masih kerap
mempercayai dukun hal ini di picu oleh ketidak mampuan mereka untuk
menyelesaikan suatu masalah terutama masalah ekonomi. Praktek perdukunan
biasanya banyak di minati oleh kalangan menengah kebawah, meski tidak sedikit
pula masyarakat menengah ke atas yang mempercayainya pula. Dukun atau sekarang
kerap pula di sapa sebagai paranormal atau guru spiritual juga sering di di
jadikan sebagai guru yang membimbing mereka untuk mendapatkan kesuksesan di
dunia, tanpa memikirkan kehidupan mereka kelak di akhirat, banyaknya kalangan
menegah ke atas yang menggunakan guru spiritual yang pada akhirnya menuding
bahawa si “Guru Spiritual” ini membawa mereka pada ajaran sesat menimbulkan
banyak sekali kontroversi seperti yang sedang marak terjadi di Negara kita ini.
Cepatnya perkembangan zaman ternyata tidak
mampu membendung pekembangan praktek dukun tersebut. Banyaknya masyarakat Indonesia
yang tidak mampu mencukupi kebutuhan mereka baik ekonomi maupan fisik ( rupa )
membuat banyak kalangan Indonesia yang masih mempercayai praktek dukun.