Sabtu, 31 Desember 2011

Perilaku Konsumen


a.   Berbagai Faktor Yang Memperbaiki Keputusan Beli
a.pembelian ulang,dapat di artikan pemebelian yang dilakukan nerulang ulang atau terus menerus tanpa harus memesan dari agen,hal ini bisa di pengaruhi karna harga,kwalitas,dan kebutuhan yang besar.
b. pembelian ulang yang di modifikasi,dengan melakukan pembelian secara rutin dan memesan dengan paling sedikitnya cukup banyak,sehingga pembeli ingin mengubah produk,harga dan kwalitas bahkan syarat syarat pengiriman pun,namun pemebeli menambahkan keputusan kepada penjual.
c. tugas tugas,biaya semakin besar,waktu yang di butuhkan semakin lama di karenakan harus mengetahui informasi produk yang akan di belinya pada factor ini kebanyakan atau sebagian besar adalah konsumen baru.

b.   Berbagai Macam situasi pembelian
jika menurut basu swatha dan handoko,meliputi ;
a. jenis produk
dalam hal ini perusahaan memusatkan pada jenis sebuah produk,semakin banyak  produk yang di buat semakin banyak pula konsumen yang akan melihat.dengan awal konsumen melihat disitulah awal terjadinya pasar.

b.bentuk produk
criteria yang menajdi suatu bentuk produk baru,dengan ide ide kreatif yang slalu muncul akan memunculkan keputusan konsumen untuk membelinya.
c.merek
sangat subjektif jika konsumen memilih suatu produk dengan merk.semakin merk terkenal semakin banyak pula yang mencarinya.dengan melihat kondisi seperti ini terjadilah penjualan merk untuk penambahan suatu modal perusahaan
d.agen penjualan
dengan perusahaan menentukan tempat atau agen resmi suatu produk agar konsumen dapat lebih mudah menjangkaunya.dengan begitu konsumen tidak repot repot datang ke distributornya.
e.jumlah produk
dengan banyaknya produk yang di produksinya,di harapkan tidak terjadi kekurangan sehingga pemasukan lancer tanpa tersendat sendat.
f.cara pembayaran
dengan adanya 2 format yaitu,cash dan kredit,dengan begitulah penjual dapat menjual produknya lebih banyak lagi.
c.       Struktur Keputusan Beli
1.      mengenali kebuthan
konsumen akan membeli jenis apa barang atau produk dengan kebutuhan saat ini,sangat dsedikit konsumen yang membeli suatu produk untuk masa depan.konsumen lebih cenderung memuaskan dir untuk waktu sekarang di bandingkan waktu yang akan datang.
2.      pencarian informasi
dengan mencari informasi yang lebih dalam suatu produk,konsumen dapat menyingkat waktu .selain itu sumber daya yang di keluarkan konsumen lebih sedikit atau tidak memboroskan.
3.      evaluasi alternative
dengan melihat suatu nilai guna barang yang akan di beli sehingga konsumen dapat  mengetahui tujuan suatu pembelian produk itu.
4.      keputusan beli
suatu perusahaan menyederhanakan suatu produknya,dengan begitu produk yang akan di konsumsi konsumen lebih mudah dan mudah di pahami konsumen.dengan begitulah perusahaan dapat mempengaruhi keputusan suatu konsumen.
5.      tingkah laku pasca pembelian
terkadang konsumen merasa bosan meskipun baru membeli suatu produk yang sebelumnya ia inginkan.untuk menghindari konflik seperti itu,sebaiknya konsumen menghindari iklan dari produk lain.yang akan dapat menimbulkan kebosanan sebelum memakainya.dengan begitu keharmonisan dengan produk baru di beli tetap terjaga dalam jangka waktu cukup lama.
d.      Tahap – Tahap Dalam Proses Pembelian
Tahapan proses membeli merupakan sebuah pendekatan penyelesaian yang terdiri atas lima tahap, yaitu:
1.     Menganalisa kebutuhan dan keinginan
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan dan keinginan diketahui, maka konsumen atau akan berusaha untuk memenuhinya. Dari tahap inilah proses pembelian itu dimulai. Kebutuhan dipicu oleh stimuli intern dan ekstern. Stimuli intern yakni dorongan yang muncul dari diri dalam pribadi pembeli, sedangkan stimuli ekstern adalah dorongan yang muncul dari pengaruh luar pembeli. Adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi tersebut sering diketahui secaratiba-tiba pada saat konsumen sedang berjalan-jalan ke toko atau berbelanja, melalui iklan dan kegiatan promosi lainnya, maupun informasi dari orang lain.
2.    Pencarian informasi dan penilain sumber-sumber
Setelah tersentuh oleh stimuli tersebut, seorang konsumen akan berusaha mencari
informasi yang sebanyak-banyakiiya tentang produk itu. Informasi itu bisa berasal
bersumber dari pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, tenaga penjual, pedagang perantara dan lain-lain), serta sumber media umum (media massa, organisasi ranting konsumen) serta sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).
Konsumen yang mulai tergugah niatnya mungkin akan atau tidak mencari informasi lagi. Jika dorongan konsumen kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan ataupun keinginan itu tersedia, konsumen akan akan membeli obyek itu. Tetapi jika tidak, kebutuhan ataupun keinginan itu tinggal mengendap dalam ingatannya.
3.    Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian
Tahapan ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Dalam mengidentifikasikan alternatif pembelian ini tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki seperti waktu, uang dan informasi yang telah didapat. Atas dasar tujuan pembelian, altematif-alteniatif yang telah diidentifikasi, dinilai dan diseleksi menjadi alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan memuaskan keinginan maupun kebutuhannya.
4.    Keputusan untuk membeli
Keputusan untuk membeli merupakan proses pembelian yang nyata. Sebagai akibat dari penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian. Dalam hal ini terbentuklah pilihan mereka diantara alternatif yang ada. Kotler menjabarkan keputusan ini karena adanya suatu maksud membeli, yang mana terdapat dua faktor yang mempunyai keputusan membeli tersebut, dan dapat digambarkan sebagai berikut: Evaluasi alternatif Niat pembelian Sikap orang lain Situasi tak diinginkan Keputusan pembelian
5.    Perilaku setelah pembelian
Ketika membeli suatu produik, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari
pembelian tersebut. Bagaimana harapan-harapan itu terpenuhi, menentukan apakah konsumen puas atau tidak dengan pembelian tersebut. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi respon pembelian tentang produk tersebut.

e.       Perilaku Pembeli Industrial
          
f.        Proses Keputusan Beli Industrian
                   Terdapat dua pendekatan dalam mempelajari loyalitas merek. Pertama pendekatan instrumental conditioning, yang memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu adalah menunjakkan loyalitas merek.
Pendekatan kedua yaitu didasarkan pada teori kognitif. Perilaku itu sendiri tidak merefleksikan loyalitas merek. Loyalitas menyatakan komitmen terhadap merek yang mungkin tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus.
Assael (1992) mengemukakan empat hal yang menunjukkan kecenderungan konsumen yang loyal sebagai berikut :
1.    Konsumen yang loyal tehadap merek cenderung lebih percaya diri pada pilahannya.
2.   Konsumen yang lebih loyal mungkin merasakan tingkat risiko yang lebih tinggi dalam pembeliannya.
3.   Konsumen yang loyal terhadap merek juga lebih mungkin loyal terhadap toko.
4.   Kelompok konsumen yang minoritas cenderung untuk lebih loyal terhadap merek.
Sementara store loyalty perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko tempat konsumen bias membeli produk yang diinginkan. Jika dalam loyalitas merek mereka loyal karena mereknya, dalam loyalitas toko mereka loyal karena kualitas pelayanan yang dibelikan oleh pengelola dan karyawan.
Mowen (1955) brand loyalty is defined as the degree to which a customer holds a positive attitude toward a brantl, has a commitment to it, and itends to continue purchasing it in the future as such, brand loyalty is directly influenced by the customer satisfaction dissatisfaction with the brand.
Yang mempunya arti bahwa loyalitas merek didefinisikan sebagai tingkatan dimana pelanggan memiliki sifat positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen dan cenderung untuk terus melanjutkan membeli produk dengan suatu merek tertentu dimasa yang akan datang. Dengan demikian, loyalitas merek secara langsung diperngaruhi oleh kepuasan / ketidakpuasan pelanggan terhadap merek tertentu.
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar