Kamis, 19 Januari 2012

GUARDIAN ANGLE

Hari ini genap tiga hari sudah ayah ku pergi dari rumah, kulihat wajah ibuku yang amat begitu sedih, beberapa saat kemudian aku dan kak sisil masuk kedalam kamar ibuku, ku lihat ibuku mengusap pipinya yang basah karena jejak air matanya,ka sisil bertanya pada ibuku, ibu menangis ? ibu tidak menjawab apapun namun beberapa saat kemudian aku dan kakak ku sudah berada dalam pelukannya yang hangat, ibuku memang seorang ibu yang cukup sabar dalam menghadapi masalah,ya memang beberapa hari yang lalu ayahku bertengkar dengan ibuku, baru kali ini aku melihat kedua orang tuaku bertengkar, setahu ku ibu dan ayah adalah orang yang cukup sabar dalam menghadapi masalah seperti kejadian beberapa tahun lalu saat kak rafi terkena kasus narkoba dan akhirnya meniggal karena over dosis, saat itu ku lihat raut wajah ayah ku yang amat sedih karena anak kebangganya harus pergi meninggalkannya, kak rafi memanglah anak yang cerdas dan prestasinya amat bagus namun semenjak kuliah di Jakarta kehidupannya berubah drastis karena tak ada lagi yang mengawasinya, saat itu pula ku lihat ibuku tak henti-hentinya menangis namun ayah ku tetap berada disampingnya dan memberikannya semangat agar ibuku tidak menangis lagi walaupun pada saat itu hati ayahku sama hancurnya dengan ibuku, namun sekarang perbedaan yang begitu kontras terlihat sekali, beberapa saat kemudian kudengar suara mobil ayahku, benar saja begitu kulihat ke luar mobilnya sudah bertengger di pinggir taman, ibu pergi kedepan untuk membukakannya pintu kulihat ayaku menghampiri ibuku dan menyerahkan surat kepada ibuku, memang sudah beberapa bulan ini sifat ayah begitu berbeda, ku lihat dari kejauhan ayahku masuk kedalam kamar ku seraya memanggil ku, aku memilih untuk tidak menjawabnya,aku memilih untuk bersembunyi dari tempat persembunyian ku kulihat ayah menguncang-guncangkan tubuh ibu yang kelihatan sangat lemas ,Nadine mana aku ingin membawanya pergi brsamaku ! ibu hanya terdiam dan tidak menjawab apapun karena tidak menemukanku akhirnya ayah pergi.
Keesokannya aku mendengar suara kak sisil berteriak minta tolong, suara itu terdengar dari kamar ibu dan ayah kemudian segera aku buka pintu kamarku dan bergegas menuju kamar ibu ku yang letaknya tidak terlalu jauh dari kamarku sesaat kemudian aku melihat tubuh ibuku tergeletak di lantai, kak sisil menyuruh ku untuk menelpon ambulans, namun terlambat ketika ambulans datang nyawa ibuku sudah tiada lagi, aku mencoba sekuat tenaga menghadapinya namun aku tak kuasa membendung air mataku, siang itu juga jenazah ibuku di makamkan, ku lihat raut wajah ayahku namun dari sorot matanya begitu meyakinkan ku bahwa ia tak merasa bersalah ataupun sedih sekalipun, keesokan harinya aku memutuskan untuk berangkat kesekolah karena aku tak mau direndung kesedihan terus-menerus, kulihat kak sisil duduk dipekarangan rumah dengan sedih ia menatap ku dari kejauhan dan coba menghampiri ku namun aku bergegas masuk kedalam mobil,” jalan pak! “ pak man supir ku terheran-heran, “ya non!”, di dalam mobil aku terus memandangi foto ibu tak terasa air mataku jatuh berlinang, ”non Nadine yakin ingin masuk sekolah ?”,”iya pak ,aku sudah terlalu banyak ketinggalan pelajaran”,’mau saya belikan minum non ?”, “tidak usah pak terimakasih !”. Pak man adalah orang yang amat baik ia berkerja pada keluargaku sudah amat lama maka aku pun begitu menyayanginya, ia sangat berbeda dari lelaki lainya, di dalam mobil aku terus berfikir bagaimana aku bisa hidup tanpa ibuku namun semakin aku memikirkan ibuku aku makin benci kepada ayahku dan kebencianku terhadap ayahku berimbas juga terhadap lelaki lain , padahal aku sudah tak punya siapa-siapa lagi selain ayah dan kak sisil sejak itu aku sangat benci terhadap laki-laki lain,suara pak man terdengar memanggilku “sudah sampai non!,namun entah kenapa kebencian itu tak bisa aku rasakan padanya atau mungkin karena aku sudah amat menyayanginya,makasih ya pak,iya non sama-sama.
Sesampainya disekolah lila sahabtku menyambutku dengan hangat “kok lo udah masuk si dine ?”, “ya gue gak mau ketinggalan pelajaran aja, oh iya sory ya kemarin gw gak dateng ke rumah lo, iya gak papa ko, eh udah bel nih gw ke kelas dulu ya dine. Kemudain aku bergegas masuk kedalam kelas ku, kulihat faiz teman semeja ku tersenyum hangat padaku namun aku memilih tidak menghiraukannya apa, jam istirahat pun tiba faiz menatap mataku dalam setahu ku faiz adalah orang yang amat pendiam bahkan semua teman sekelaskupun tak tahu dimana rumahnya,”gw denger nyokap lo meninggal gara-gara bokab lu selingkuh ya dine?”, aku memilih untuk diam bukan karena ia adalah laki-laki namun aku juga amat memmbencinya karena ia mencoba menanyankan masalah pribadiku “sama dong kayak nyokap gue, tapi bedanya kalo nyokap gue gak meniggal coz dia sekarang masuk rsj gara-gara bokab gue selingkuh,waktu tau bokab gue punya selingkuhan nyokap gue bawa ade gue pergi tapi sayangnya di jalan nyokap gue kecelakaan waktu itu ade gue langsung meniggal di tempat dine, nyokap syok banget trus jadi begitu deh sekarang” masa sih? “ iya makanya juga gw pindah kesini dari pada gue harus tinggal sama bokab gue mendingan gue tinggal sama nenek gue coz gue ga mau ketularan bokab gue kalo lu enak lu masih punya kak sisil sementara gue gak punya siapa-siapa. Dalam sekejap kebencian ku pada faiz hilang entah kemana atau mungkin karena aku dan faiz senasib.
Sejak faiz menceritakan kehidupannya yang sebenarnya aku dan faiz menjadi lebih akrab,aku kerab menemani faiz ke jakarta untuk menjenguk ibunya di rumah sakit begitu pula dengan faiz ia sering menemaniku ke makam ibuku, lama-lama aku mulai memendam perasaan pada faiz, ku yakinkan dalam hatiku bahwa aku tak sungguh-sungguh mencintainya namun semakin aku berusaha melupakannya semakin pula aku mencintainya,lila sahabatku mencoba mengingatkan ku bahwa faiz adalah cowo yang play boy namun dalam hatiku aku tetap membelanya ia tak mungkin seperti itu karena bagiku ia adalah utusan dari allah untuk menyembuhkan luka ku yang amat dalam karena kepergian ibuku,”lo mau nasib lo sama kaya nyokap lo? Enggakkan ? nah justru itu kalo lo gak mau nasiblo kayak nyokap lo,lo jauhin tuh si faiz percaya deh sama gue faiz itu orangnya playboy dine,aku mulai membantah ucapan lila,enggak ko lil dia itu orangnya baik banget lagian dia juga pernah bilang kok ke gue kalo dia gak mau kayak bokabnya yang bisanya Cuma nyakitin hati nyokapnya, lo gag percaya sama gue dine nih liat, lila mengeluarkan telpon genggamnya dari dalam saku bajunya,nggak ini pasti bukan faiz ini pasti orang lain,initu beneran faiz dine nih lu liat deh yang jelas,tapi bisa ajakan lo ngeedit foto itu,tanpa mau mendengar jawabannya aku berlari ke luar kelas aku menuju lorong sekolah disanalah biasanya faiz membaca buku,namun bukan buku yang kulihat digengaman tangan faiz ku lihat ia sedang berpelukkan dengan seorang wanita yang tidak aku kenal,karena menyadari kedatangan ku wanita itu berlari meninggalkan ku dan faiz, “itu siapa iz ?”faiz tidak menjawab apapun , itu cewe lo ? bukan kok dine suara faiz terdengar lirih, apa lo suka sama dia? Ngga ko dine,suara faiz terdengar begitu terpaksa menjawab pertanyaan ku,apa lo cinta iz sama gue ? gu…gue, udah iz stop jangan dilanjutin lagi gue udah tau kok jawabannya, tanpa terasa air mata ku jatuh berlinang betapa tidak ternyata laki-laki yang selama ini aku cintai ternyata tidak mencintaiku, sesaat kemudian tubuh hangat faiz mendekap erat tubuhku,namun aku masih yakin bahwa faiz adalah guardian angel yang di utus allah untuk mengobati luka ku,maafin gue ya dine tapi gue janji kok gue bakal ngejagaiin lo seumur hidup gue, gak bakal seorangpun gue biarin nyakitin lo lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar